Sabtu, 11 Juni 2011


Struktur ruang kota
Terbentuknya struktur ruang kota, cepat atau lambat, terjadi melalui proses yang bervariasi selama kurun waktu tertentu. Kota merupakan hasil karya peradaban manusia, sejalan dengan peradaban tersebut, kota mengalami pertumbuhan dan perkembangan sehingga menghasilkan suatu bentuk struktur kota yang ditemui sekarang. Berikut merupakan contoh sejarah terbentuknya struktur ruang kota di dunia.
1.     Struktur Kota Zaman Ancient Antecedents  tahun  2000 – 1000 BC
Perencanaan kota dimulai dengan perkembangan bentuk – bentuk kerajaan kota yang didirikan oleh bangsa Sumeria dari Assiria. Para raja yang juga merangkap panglima perang membangun kota – kota yang berfungsi sebagai benteng dan sekaligus pusat perdagangan hasil pertanian dari lahan disekitarnya, kota – kota tersebut memiliki beberapa tempat pembuatan barang – barang manufaktur dan kesenian yang merupakan cirri khas pada zaman Perunggu (4000-3000 SM). Kebanyakan kota memiliki penduduk yang cukup banyak sekitar 3000-5000 orang. Kota tersebut merupakan kota yang terencana, semuanya dibangun mengitari sebuah bangunan berbentuk piramida setinggi 100 kaki yang disebut Zigguart yang berfungsi sebagai kuil maupun observatorium astronomi. Di dalam rencana dasarnya, suatu tembok tebal mengelilingi seluruh kota, dan di tengah – tengah kota itu berdiri zugguart, istana, dan berbagai bangunan untuk kepentingan umum.












Gambar: kota mexico dari bangsa astec


2.     500 – 250 BC Greek (Hellenic / Hellenistic
Hippodamus merintis terjadinya ruang kota yang terstruktur (pola grid) dengan menempatkan Agora sebagai land-mark pada suatu ruang terbuka.
Agora – awalnya bangunan pemakaman
Berkembang : bangunan publik, yang berfungsi sebagai tempat berkumpul untuk kepentingan budaya, politik maupun komersial (pusat perdagangan)
Jalan-jalan tidak dirancang dengan elemen design tapi hanya menyisakan sedikit ruang untuk sirkulasi.

3.     Greek/ Roman (250 – 100 BC)
Perkembangan struktur ruang kota selanjutnya adalah greek roman adalah era greek yang mulai akan berkembang menjadi era romawi. Pada era ini, sisa-sisa bangsa Yunani yang sering disebut dengan Hellenes, Roma mulai menyebut mereka dengan Graeci. Masa ini dapat dibilang sebagai peralihan dri Yunani ke Romawi.

4.     Struktur Kota Zaman Roman tahun 100 – 400 AD
Kawasan Romawi adalah daerah berupa semenanjung (yang sekarang dikenal dengan semenanjung Italia). yang menjorok ke Laut Mediterania. Di bagian sebelah Barat semenanjung adalah daerah pantai yang berkontur landai dengan sungai Tiber bermuara di sisinya, sehingga kemudian daerah ini dikenal sebagai daerah pelabuhan dan pelayaran yang cukup baik dan strategis. Dari kondisi alamnya yang tidak terlalu beragam dan adanya kemudahan akses pencapaian ke kawasan lain disekitarnya (melalui darat maupun laut), diduga menyebabkan bangsa Romawi ini mempunyai kebiasaan hidup yang tidak terlalu variatif dan kreatif pula. Mereka dikenal sebagai bangsa yang tidak terlalu memperhatikan unsur seni.
Sebagai bangsa yang dikenal kuat dan haus dalam  berperang dan tidak pernah berhenti memperluas daerah jajahannya, kepribadian mereka tersebut selanjutnya mereka tuangkan dalam karya-karya arsitektur bangunan mereka yang mempunyai ciri menonjolkan kemegahan, kekuatan dan besaran mereka. Beberapa contoh karya mereka yang terkenal adalah: Temple of Fortune Virilis, The temple of Venus, Aquaduct dan Kuil Pantheon. Hal ini dapat dilihat melalui arena gladiator (pertarungan manusia dengan binatang, yang konon budaya inipun dibawa oleh orang-orang Etruscan) yang dikenal dengan bangunan "Colosseum" di Roma.


Gambar : Colosseum. Rome
 













5.     Dark Ages/ Withdrawal (400 – 900)
Adapun karakteristiknya :
-            Jenis bangunan terdiri dari dua bentuk yaitu :
1.    Bangunan Sekuler (Balai Kota, Pasar, Panlemen, Pengadilan)
2.    Bangunan Keadilan (Katedral).
-            Siteplan kota mulai menggunakan pola radial dan sumbu sebagai pemusatan
-            Arsitektur Gotik telah menjadi puncak arsitektur abad pertengahan, karena merupakan perpaduan ideal antara keadaan fisik, sosial, kosmologi dan penggunaan kontruksi (The Gothic is refined and highly spiritual, larger than life)








Santiago de Compostela Chatedral di Spanyol
 












6.     Medieval (900 – 1200)
Terjadi saat kekuasaan Kerajaan Romawi mulai melemah, masalah terbesar terutama pada perekonomian negara dan pemberontakan suku-suku bangsa/agama.
Perencanaan kota sangat tergantung pada gereja mencerminkan pengaruh Nasrani pada alam pikiran barat, Gaya arsitektur : romanesque (menggunakan sistem lengkung Romawi)
Penemuan bahan peledak, perubahan struktur tembok yang mengelilingi kota perlu dibangun agak jauh dari kota. Jumlah serdadu makin banyak dan permukiman meluas hingga di luar tembok benteng.

7.     Struktur Kota Zaman Medieval New Towns tahun 1200 – 1300
Pada abad ke empat belas ada beberapa kota yang tumbuh menjadi besar sekali. Di kota florance banyak berkumpul kekuatan – kekuatan politik dan kota – kota itu tumbuh hingga berpenduduk 90.000 orang. Venesia merupakan pusat perdagangan dunia yang terkemuka dizaman kekaisaran Bizantium dan tumbuh hingga berpenduduk 200.000 orang. Paris muncul sebagai pusat perdagangan dunia yang penting dengan penduduk 240.000 orang. Sedangkan London tidak lebih besar dari pada sebuah koat perkampungan orang Romawi.


8.     Renaissance/ Discovery (1400 – 1575)
Muncul karena kemurahan hati keluarga-keluarga yg berkuasa di Florence, Venesia, Roma, dan Italia serta mendapat dukungan penuh dari pihak Paus. Disini timbul kesadaran untuk mengagungkan seni & humanisme Istana, gereja, dan bangunan-bangunan untuk masyarakat merupakan monumen yang indah, karena merupakan pencerminan orang-orang yang memerintahkan membuatnya.



 













9.     Renaissance/ Baroque (1575 – 1625)
Baroque adalah era ketika rencana mulai dikenakan pada situs. Sehingga tidak terdapat lagi berita-berita miring yang menyebar. Kostof mengatakan bahwa sementara fitur lokal itu harus akurat dipastikan, "bentuk-bentuk ini adalah suatu tantangan: mereka akan mendramatisir mana berguna untuk niat perencana, ditekan di mana mereka tidak." [Kostof (1991), 218-219]
Perubahan penting lainnya yang dibawa oleh Baroque adalah pergeseran dalam cara ruang kota dianggap. Morris mengatakan:
 “Jalan adalah simbol yang paling penting dan fakta utama tentang kota Baroque. Tidak selalu adalah mungkin untuk merancang sebuah kota baru dalam modus Baroque, tetapi dalam tata letak setengah lusin jalan baru, atau seperempat baru, karakter yang bisa ditetapkan kembali. Dalam evolusi linear rencana kota, gerakan kendaraan roda memainkan bagian penting: geometrizing umum dan ruang, sehingga karakteristik periode, akan sama sekali functionless itu tidak memfasilitasi pergerakan lalu lintas dan transportasi, di saat yang sama itu menjabat sebagai ungkapan rasa dominan kehidupan. [Morris, 107]









10.Baroque/ Exploration (1625 – 1675)
Baroque/ Exploration mempunyai ciri-ciri tersendiri. Menurut Sullivan (2005), bahwa karateristik seni Baroque terbentuk dari beberapa unsur, seperti sense of movement, energy dan tension. Salah satu teknik visualisasi yang terkenal pada zaman baroque adalah teknik chiaroscuro yang digunakan oleh seorang pelukis Belanda yang bernama Rembrandt Harmenszoon van Rijn. ciri visual yang melekat pada corak seni Baroque adalah kontras cahaya (gelap-terang) yang dominan dan menghasilkan kesan dramatis pada lukisan. Baroque juga memiliki beberapa karakteristik diantaranya naves yang zaman sebelumnya panjang dan sempit digantikan oleh bentuk yang lebih lebar dan sirkular, penggunaan cahaya secara dramatis, kaya akan ornamen, langit-langit yang dipenuhi fresco (wall painting) dalam skala besar, facade eksternal yang memiliki karakter proyeksi terpusat yang dramatis, interior seringkali tidak lebih dari tempat bagi lukisan dan patung ukiran. Beberapa kota yang menganut aristektur Baroque memiliki fungsi sebagai tempat ibadah (San Benedetto, Catania), sebagai pusat pemerintahan, tempat ziarah, monument, monarki dan tempat pusat interaksi kegiatan masyarakat baik formal maupun informal.



11.Struktur Kota Zaman Baroque/ Colonial tahun 1675 – 1775
Peralihan dari zaman Renaissense kezaman Baroque berjalan mulus cirri – ciri zaman Baroque yang meliputi abad ketujuhbelas dan abad kedelapan belas adalah pamer kebesaran dan kemewahan raja – raja yang memerintah di dunia barat dan yang paling mencolok dapat dilihat di Perancis.  Garis memanjang ditengah kota atau porosnya dimaksudkan sebagai lambing kemuliaan yang memancar dari raja dan penguasa. Kebutuhan tempat terbuka yang semakin meluas tidak pernah berhenti dan dibuatlah lapangan – lapangan terbuka yang amat luas dikota – kota. Desain – desain yang sangat mengutamakan lapangan terbuka, jalan raya yang luas dengan pepohonan dan rumah – rumah besar yang dibuat pada akhir zaman Renaissense dan zaman Baroque sudah menandakan adanya tanda - tanda tentang bahaya yang mengerikan. Namun demikian zaman itu meninggalkan kesan yang sulit untuk di lupakan bahwa semua kota bisa saja indah menarik dan menimbulkan inspirasi suatu pendapat yang untuk sementara waktu agak berubah karena adanya Revolusi Industri.


Gambar : Baroque mengutamakan ruang terbuka dan jalan
 












12.Industrial Revolution (1775 – 1850)
Era modern hampir selalu ditandai dengan adanya revolusi industri untuk membuat perubahan dan memajukan kota. Arsitektur modern mulai berkembang satu abad setelah adanya revolusi industri ini. Adanya industrialisasi ini membuat perencanaan kota dan desain menjadi lebih bermutu, bahan baku menjadi tersedia secara luas dengan harga murah. Sayangnya, efek dari industrialisasi pada desain kota merugikan.
Adanya industrialisasi ini membuat produksi bahan sendiri dari pedesaan yang dirusak untuk memasok sejumlah bahan baku. Hutan lenyap. Langit menjadi gelap oleh asap sendawa cerobong asap batubara. Biaya ekologi industrialisasi itu, dalam banyak hal, terburuk di awal, ketika mesin uap yang efisien, listrik masih belum maksimal, dan pengendalian pencemaran belum direncanakan.
Hal itu diperburuk ketika petani penyewa terpaksa dari tanah mereka digarap untuk generasi dan didorong untuk bekerja di pabrik dan tinggal di perumahan pekerja takut penuh sesak 'di bagian rok dari pabrik dan di lee dari cerobong asap mereka. Ini mulai era modern, di mana apa pun yang tidak bisa dibeli dan dijual itu dianggap tidak ada nilai riil.
13.Industrial Revolution/ Railroads (1850 – 1880)
Revolusi Industri menyebabkan kota – kota menjadi terbuka lagi, dibandingkan dengan pengaruh penemuan bahan peledak. Orang yang semakin berjejal dan bahaya penyakit menyebabkan terjadinya perpindahan kedaerah – daerah perb atasan kota. Yang dimungkinkan karena kondisi jalan yang ditingkatkan dan jaringan jalan kereta api kedaera – daerah perbatasan kota. Sudah umum bahwa daera – daerah perbatasan kota dihuni oleh mereka yang lebih makmur. Sedangkan yang berpenghasilan rendah berdiam di pusat kota yang padat penduduknya. Pola tentang arus meninggalkan kota dan memencar didaerah – daerah perbatasan kota, yang merupakan cirri khas bagi kota – kota Amerika pada masa kini sudah seabad yang lalau. Baru dengan di temukannya mobil, daerah permukiman yang terpencar – pencar jauh dari pusat kota tua itu semakin berhasil.
14.The Brown Decades (1880 – 1900)
Gambar : The Brown Decades
 
Begitu cepat pertumbuhan kota – kota dan masalah industrialisasai, sehingga timbul beberapa gerakan reformasi pada akhir abad ke sembilanbelas. Undang – undang kesehatan masyarakat yang pertama yang diberlakukan di Inggris terutama berhubungan dengan masalah standart perumahan untuk mengontrol batas – batas yang diperkenankan dibangun dan tinggi bangunan. Semakin lama mulai menjadi jelas bahwa infrastruktur dikota – kota harus direncanakan dan dibangun oleh pemerintah itu sendiri.  Ada juga yang membuat konsep perencanaan kota yang romantis yaitu merupakan konsep anti revolusi industry gerakan anti kota yang bersifat utopia atau yang tidak realistis.


Gambar : Rumah yang sudah terstruktur dan berbahan kayu
 









15.Struktur Kota Zaman City Beautiful/ Garden Cities tahun 1900 – 1920
Adanya revolusi industri telah menyebabkan kota menjadi tidak nyaman dan kurang sehat. Selain itu banyak rakyat miskin yang muncul akibat tidak mampu bertahan selama revolusi industri.
Sebuah reaksi terhadap kemiskinan abad ke-19 hadir dengan gerakan Taman Kota, yang menanggapi baik kondisi kehidupan yang memburuk dan lebar jalan yang berlebihan. Ebenezer Howard adalah sosok yang paling dekat hubungannya dengan gerakan ini, yang muncul ketika tuberkulosis yang terbakar melalui massa terlalu banyak bekerja dan terlalu padat penduduk miskin meringkuk di kota-kota industri. Howard ingin tersebar kota-kota di seluruh pedesaan dan memberikan setiap rumah tangga dengan rumah yang layak pada plot sendiri. (Lihat juga Raymond Unwin, Perencanaan Kota dalam Praktek: Sebuah Pengantar Seni Merancang dan Pinggiran Kota dan Peter Hall & Colin Ward, bergaul Kota:. The Legacy Ebenezer Howard)
Oleh karena itu, struktur kota dengan nama “Garden Cities” atau Taman Kota muncul untuk memperbaiki lingkungan dan memberikan perumahan yang layak dan sehat bagi penduduk miskin.
Keindahan karakteristik dan picturesqueness kota Gothic disebabkan oleh tidak ada tingkat kecil untuk merencanakan tidak teratur, dikombinasikan dengan gaya arsitektur yang menampilkan kebebasan besar dalam proporsi dan garis besar massa, dan sebuah kekayaan dan picturesqueness dalam rinciannya kontras dalam tingkat tinggi dengan arsitektur Yunani dan Romawi, jauh lebih kaku dan terbatas pada baris, dan terdiri dalam hal ini massa terutama dari kelompok kubus.


Gambar : Kawasan RTHyang berfungsi untuk menjaga lingkungan
 









16.Kota Zaman Regional Planning/ The New Deal/ WW II tahun 1920 – 1950
Perencanaan nampaknyta merupakan jalan keluar untuk menyalurkan keinginan yang bermacam – macam dari system ekonomi laizzes-faire. Perencanaan merupakan suatu yang tidak terpisahkan dari New Deal, karena presiden Rooselvet yakin bahwa perencanaan nasional bisa menyalurkan investasi pemerintah, untuk menghentikan depresi dan memantapkan kondisi ekonomi. Sebagian besar dari upaya – upaya perencanaan ini baik yang bersifat nasional maupun Negara bagian, ditujukan untuk mengatasi masalah – masalah perkotaan. Menurut teorinya rencana dengan wawasan lebih luas akan mengaitkan investasi ekonomi dengan pemanfaatan sumberdaya, sebagai bagian dari suatu upaya nasional. Proyek yang berasal dari New Deal yang paling menarik adalah
taman
 
program kota jalur hijau yang dikemukakan oleh Rural Resettlement Administration di bawah pimpinan
Danau
 
Rexford G. Tugwell. Ia membangun tiga kota jalur hijau, namun kota – kota tersebut hanya merupakan tempat permukiman didaerah pinggiran kota Washington, Cincinnati, dan Milwaukee berbeda dengan kota – kota yang baru berswasembada dan dengan penggunaan lahan yang berimbang seperti yang ada di Inggris.
jonelemu

Minggu, 08 Mei 2011

memancing di teluk kiluan


Sudah sebulan aku meninggalkan tempat yang eksotik di wilayah pesisir lampung selatan, akan tetapi masih teringat jelas bagaimana keindahan teluk kiluan yang membuat rombongan KKl planologi 10 terkesima dan takjuk akan ciptaan Tuhan YME.
Teluk kiluan terdapat di desa pekon, kecamatan kelumbayan kabupaten tanggamus. Untuk meuju teluk kiluan dari pelabuhan merak membutuhkan waktu 6 jam perjalanan jalur darat. Dan 3 jam dari kota Bandar lampung. Saya bersama tema-teman menuju teluk kiluan pada hari rabu petang yatu sekitar pukul 14.30 setela melakukan kegiatan di KKL dikota Bandar lampung. Kami menggunakan mobil yang di setir langsung oleh penduduk asli dari kiluan, jadi untuk pemahaman tentang medan dan jalur tidak usah diragukan lagi. Perjalanan menuju teluk kiluan cukup mengasikkan karena kondisi alam yang sedikit berbeda dengan jawa sehingga dibuat takjub tentang bentang alam menuju kiluan. Pada kanan kiri jalan terdapat didominasi dengan tanaman pertanian dan perkebunan seperti padi, jagung, kakao, kelapa, duku, durian, dll. Selain itu terdapat pemandangan pemukiman penduduk etnis asli lampung, jawa, dan bali. Rumah asli lampung memiliki cirri khas rumah panggung, untuk etnis jawa rumahnnya biasa, dan untuk etnis bali karakteristik rumahhnya ada pura di depan rumah. Walaupun hidup berdekatan dengan perbedaan yang mencolok, kerukunan antar etnis sangat terjaga dan tidak pernah terjadi konflik SARA.
Akan tetapi akses untuk menuju teluk kiluan cukup menantang karena setelah separo perjanan, kondisi jalan menjadi berubah menjadi berlubang, berliku-liku, naik turun bukit. Tetapi menurut saya semakin menambah asiknya perjalanan menuju teluk kiluan. Dan pada akhirnya sekitar pukul 5 sore pulau yang akan kita tuju sudah terlihat dari atas bukit. Sudah terbayang kesenangan-kesenangan yang akan kami lalui dan perjalanan panjang bakal ternbayar dengan keindahahan alam di teluk kiluan. Kita masuk desa pekoin sekitar pukul 17.15, minta izin dulu sama kepala desanya yang berasal dari etnis Bali. Bapaknya ramah dan melayani kita sebaik mungkin.
Setelah itu kita berkumpul ditepi pantai untuk menunggu perahu yang akan menyeberangkan kita ke pulau kiluan, sambil menunggu saya mencari peralatan memancing yang ada di desa pekon. Setelah mendapatkan peralatan yang serasa cukup kita bergegas untuk melanjutkan bermalam di pulau kelapa.
Bermalam di pulau kelapa
Pukul 7 malam kita sampai di pulau kelapa setelah menyeberang selama 10 menit, kita di pulau kelapa nginep di cottages sederhana bersama satu keluarga yang mengurus penginapan tersebut. Malam harinya kita manaatkan dengan ngobrol dengan penduduk local dan mempelajari kondisi alam teluk kiluan.
Setelah lama ngobrol bapak hendi mengajak saya untuk mencari umpan  dibelakang rumah, umpan yang akan saya pakai yaitu berupa umang-umang, yaitu hewan sejenis dengan kepiting yang memiliki rumah yang bervariasi. Umang-umang biasanya hidup di sekitar batang pohon kelapa, dan keluar di malam hari untuk mencari makan. Ternyata selain mendapatkan umang-umang, perburuan malam itu kita juga mendapatkan kepiting. Setelah selesei berburu umpan pancing, kita bakar kepiting untuk menikmati malam di pulau kelapa.
Pagi di teluk kiluan
Setelah cukup istirahat dan tidur nyenyak, pagi pu menjelang dan teman-teman ternyata sudah bangun lebih awal. Mereka sudah bermain bola dipinggir pantai dengan penuh suka cita, perasaan penat jenuh di semarang pun seakan hilang untuk menikmati teluk kiluan. Pagi itu kita memiliki kegiatan untuk berburu lumba-lumba dilaut lepas, akan tetapi saya tidak beruntung karena tidak menemukan sekawanan lumba-lumba yang menari dilautan lepas. Setelah bosan di laut lepas, tak sabar rasanya untuk kembali kedaratan untuk merasakan tarikan ikan di teluk kiluan.
Time to fishing

Setalah perburuan lumba-lumba yang cukup melelahkan tak sabar rasanya untuk memancing di teluk kiluan. Tapi sebelum cerita lebih panjang, saya ada tips sebelum memancing:
  • Pastikan perut anda kenyang
  • Jangan lupa berdoa untuk kesuksesan memancing
  • Minta izin sama empunya pulau
  • Peralatan memancing sudah disiapkan
  • Kacamata, sunblog, pelampung, topi

Akhirnya setelah semuanya ready, saya dan teman saya (elifianboy) berangkat ke spot yang telah diberi tahu pak Dirham. Saya memancing di sebuah tebing yang ada di pulau kelapa, ternyata sampai di spot yang sudah dipilih km berkenalan dengan bapak hendy (penduduk local) yang bias dijadikan mentor dalam memancing di teluk kiluan.
Setelah ngobrol sebentar dengan pak hendi, saya dan tema saya pun langsung mengambil alat memancing kita. Saya menggunakan piranti sederhana dengan senar ukuran 0.10 mm, dengan beban berat 4.5 kg. itu merupakan piranti yang biasa saya pakai kalau mincing di sungai dan empang di semarang atau kudus, jadi rada kurang persiapa waktu mau memancing di teluk kiluan. Sedangkan teman saya hanya menggunakan rol dan senar ukuran 0.25 mm beban berat 5 Kg, dia beli di pemukiman penduduk sebelum menyebrang ke pulau kelapa.
Dengan piranti memancing yang berbeda, diatas kertas saya pasti dapat mengungguli teman saya. Dan selanjutnya kita langsung melemparkan kail dilaut. Tanpa menunggu banyak waktu ikan pun langsung menarik umpan yang telah saya lempar. Ikan pertama pun saya angkat. Selanjutnya terus mendapat tarikan dati ikan tapi saying Karena piranti saya yang sederhana, sempat ada ikan dengan ukuran kurang lebih 10 Kg menarik umpan saya dan hasilnya senar tidak kuat menahan beban berat ikan. Senar saya pun putus dan ikan terlihat kabur menuju bawah karang. Hasil memancing hari itu saya mendapatkan 4 ikan dan teman saya 2 ikan dalam waktu 1 jam. Sayang memang waktu saya di teluk kiluan sangat singkat karena harus berkunjung ke kota bandung. Tapi saya cukup puas karena pernah merasakan sensasi tarikan ikan yang begitu liar dan didukung dengan alam yang menakjubkan.